KONSEP SEHAT
Sebagai makhluk hidup manusia memiliki kesamaan dengan makhluk
hidup lainnya, yakni lahir, tumbuh, berkembang, mengalami dinamika
stabil-labil, sehat-sakit, normal-abnormal dan berakhir dengan kematian.
Berbeda dengan hewan, manusia adalah makhluk yang bisa menjadi subjek dan objek
sekaligus, oleh karena itu manusia selalu tertarik untuk membicarakan,
menganalisa dan melakukan hal-hal yang diperlukan diri sendiri. Sebagian besar ilmu
pengetahuan dan teknologi yang disusun dan dibangun oleh manusia adalah untuk
kepentingan diri manusia itu sendiri, menyangkut kesehatannya, kenyamanannya,
kesejahteraannya dan semua hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.
Sejarah Perkembangan
Kesehatan Mental
Secara umum dan secara historis kajian kesehatan mental terbagi
dalam dua periode yaitu Periode Pra-Ilmiah dan Periode Ilmiah (Langgulung,
1986: 23).
Pendekatan
Kesehatan Mental
Saparinah Sadli (dalam
Suroso, 2001: 132) mengemukakan tiga orientasi Kesehatan Mental :
1.
Orientasi
Klasik
2.
Orientasi
Penyesuaian Diri
3.
Orientasi
Pengembangan Potensi
Sumber
:
Rochman,
Kholil Lur.2010. Kesehatan Mental.
Yogyakarta : Fajar Media Press, Purwokerto: STAIN PRESS
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
Aliran Psikoanalisa
Orang yang pertama kali berusaha merumuskan psikologi manusia
dengan memperhatikan struktur jiwa manusia adalah Sigmund Freud. Menurut Freud,
perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian
manusia yang disebutnya id, ego, dan superego (Heru Basuki: 2008, 12-31; Sumadi
Suryabrata: 2003, 34).
Aliran
Behavioralisme
Behavioristik lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme
(yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga
psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behavioristik ingin menganalisis hanya perilaku yang Nampak saja, yang dapat
diukur,dilukiskan dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioristik lebih
dikenal dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku
manusia, kecuali insting adalah hasil belajar. Behavioristik tidak
mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; kaum
behavioristik hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh factor-faktor
lingkungan. Dari sinilah timbul konsep “manusia mesin” (homo mechanicus”).
Behavioristik sangat banyak menentukan perkembangan psikologi, terutama dalam
hal eksperimen-eksperimen. Kajian-kajian psikologi seringkali hanya
mencerminkan pendekatan ini (Calvin Hall, 1993:45).
Aliran
Humanistik
Psikologi humanistic dianggap sebagai revolusi ketiga dalam
psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behavioralisme.
Psikologi humanistic mengambil banyak dari psikoanalisis neo-Freudian seperti
Adler dan Jung, serta banyak mengambil pemikiran fenomenologi memandang manusia
hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara
subjektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. Alam pengalaman
setiap orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.
Sumber
:
Rochman,
Kholil Lur.2010. Kesehatan Mental.
Yogyakarta : Fajar Media Press,
Purwokerto: STAIN PRESS
Penyesuain Diri dan Pertumbuhan
Keterkaitan
Penyesuaian diri dengan Kesehatan Mental
Keterikatan antara kesehatan mental dengan penyesuaian diri
adalah bahwa :
·
Kesehatan
mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat (mental health is the key to wholesome adjustment)
·
Kesehatan
mental merupakan bagian integral dari proses adjustment secara keseluruhan
·
Kualitas mental
yang sehat merupakan fundamen yang penting bagi “good adjustment”.
Sumber
:
Yusuf, Syamsu,LN.M.Pd. 2004. Mental Hygiene
(Pengembangan Kesehatan Mental dalam Kajian Psikologi dan Agama). Bandung:
Pustaka Bani Quraisy
PERTUMBUHAN
PERSONAL
Pertumbuhan Pribadi manusia adalah suatu
proses organis dan bukan suatu proses mekanis. Kita tidak lagi berbicara
tentang membangun, melainkan tentang mengasuh, tidak lagi tentang melekatkan
dasar-dasar melainkan tentang menumbuhkan akar-akar, tidak lagi menanamkan
melainkan menstimulasi dan menjawab kebutuhan-kebutuhan secara baik.
Sumber :
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
ALLPORT
Ciri-ciri
Kepdibadian yang matang :
1.
Perluasan
Perasaan Diri
2.
Hubungan Diri
yang Hangat dengan Orang-orang Lain
3.
Keamanan
Emosional
4.
Persepsi
Realistis
5.
Keterampilan-keterampilan
dan Tugas-tugas
6.
Pemahaman Diri
7.
Filsafat Hidup
yang Mempersatukan
CARL ROGERS
Rogers
memberikan 5 sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
1.
Keterbukaan
Pada Pengalaman
2.
Kehidupan
Eksistensial
3.
Kepercayaan
Terhadap Organisme
4.
Perasaan Bebas
5.
Kreativitas
Sumber :
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model
Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius
ABRAHAM
MASLOW
Maslow
mengembangkan gagasan ini lebih lanjut dan dikenal dengan sebutan hierarki
kebutuhan. Dia menempatkan lima lapisan kebutuhan yang lebih luas, yaitu :
1.
Kebutuhan Fisiologis
2.
Kebutuhan Rasa Aman
3.
Kebutuhan Cinta dan Rindu
4.
Kebutuhan Penghargaan
5.
Kebutuhan akan Aktualis akatulisasi
Diri
Sumber :
Feist Jess, Feist Gregory
J.2010.Teori Kepribadian.Jakarta :
Salemba Humanika
ERRICH FROMM
Fromm menyebut
kepribadian yang sehat :
Orientasi Produktif
yakni suatu konsep yang serupa dengan kerpdibadian yang matang dari Allport dan
orang yang mengaktualisasikan dirin dari Maslow. Empat segi tambahan dalam
kepribadian yang sehat dapat menjelaskan apa yang dimaksud Fromm dengan
orientasi produktif yaitu :
·
Cinta yang produktif
·
Pikiran yang produktif
·
Kebahagiaan
·
Suara hati : Suara hati otoriter dan
Suara hati humanis
Sumber :
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model
Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius
Pengertian Stress
Arti Penting Stres
Salah satu sumbangan pertama dalam
penelitian tentang stress adalah deskripsi Cannon tentang responfight-or-flight
pada tahun 1932. Cannon berpendapat bahwa ketika organism merasakan adanya suatu
ancaman, maka secara cepat tubuh akan terangsang dan termotivasi melalui sistem
syaraf simpatetik dan endokrin. Respon biologis ini mendorong organism untuk
menyerang ancaman tadi atau melarikan diri (Garmezy, 1983 ; Taylor, 1991).
Factor –factor Individual dan Social
yang menjadi Penyebab Stress
·
Faktor sosial.
·
Faktor Individual
Tipe-tipe Stress
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe
stress psikologis, yaitu:
Tekanan, Frustasi, Konflik, Kecemasan
Pendekatan Problem Solving Terhadap
Stress
Strategi Koping yang spontan
mengatasi Stress
Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres.
Biofeedbackn adalah suatu teknik
untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar
untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit,
gunanya sebagai feedback atau umpan
balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback
kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Sumber :
Coping
Stress
Pengertian
dan Jenis-jenis Coping Stress
Pengertian
Coping Stress
Lazarus & Folkman (1986) mendefenisikan coping sebagai
segala usaha untuk mengurangi stres,
yang merupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal) yang
dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang.
Jenis-
jenis Coping Stress
Lazarus & Folkman
(1986) mengidentifikasikan berbagai jenis strategi coping, baik secara
problem-focused maupun emotion-focused, antara lain:
1. Planful problem
solving
2. Confrontive coping
3. Seeking social support
4. Accepting
responsibility
5. Distancing
6. Escape-avoidance
7. Self-control
8. Positive reappraisal
Sumber :
Jenis- jenis Coping yang Konstruktif atau Positif (Sehat)
Harber & Runyon (1984)
menyebutkan jenis-jenis koping yang dianggap konstruktif, yaitu:
1. Penalaran (Reasoning)
2. Objektifitas
3. Konsentrasi
4. Humor
5. Supresi
6. Toleransi terhadap Kedwiartian atau
Ambiguitas
7. Empati
Penyesuaian Diri dan
Pertumbuhan
a.
Menjelaskan Konsep
Penyesuaian Diri
Penyesuaian
yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan
seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang
tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal.
Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan
manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna
mencapai pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang
sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara
harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang
bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian
tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk
membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya. Dalam
kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan
penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu.
b.
Pertumbuhan Personal
1.
Penekanan Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan adalah perubahan
secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal.
Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
2.
Variasi dalam Pertumbuhan Diri
Dalam variasi pertumbuhan
memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan
penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial
nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan
ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari
dalam diri atau dari luar diri.
3.
Kondisi-kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti
pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi
yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan
susunan atau konstitusi tubuh.
Sumber :
Semium,
yustinus (2006). Kesehatan Mental 1. Jakarta : Kansius
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan
Interpersonal adalah dimana ketika
kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
a .
Model- Model Hubungan Interpersonal
1.
Model pertukaran sosial (social
exchange model).
2.
Model peranan (role model).
3.
Model permainan (games people play model).
4.
Model Interaksional (interacsional
model).
b .
Cara Memulai Hubungan Interpersonal
Pembentukan kesan dan Ketertarikan
Interpersonal dalam memulai hubungan.
Adapun tahap-tahap dalam hubungan
interpersonal yakni meliputi :
1.
Pembentukan.
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak
yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi
yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan
keluarga dan sebagainya.
2. Peneguhan Hubungan.
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan.
3. Pemutusan Hubungan
Menurut
R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among
Humans,
setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan,
yaitu :
a.
Kompetisi
b.
Dominasi
c.
Kegagalan
d.
Provokasi
c. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Atwater (1983) mengemukakan bahwa intimasi
mengarah pada
Suatu hubungan yang bersifat informal,
hubungan kehangatan
antara dua orang yang diakibatkan oleh
persatuan yang lama.
Intimasi mengarah pada keterbukaan pribadi
dengan orang lain,
saling berbagi pikiran dan perasaan mereka
yang terdalam. Intimasi
semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna untuk
mengetahui dengan pasti apa yang dibagi
bersama dan
memperkuat ikatan yang telah terjalin. Hal
tersebut dapat terwujud
melalui saling berbagi dan membuka diri,
salingmenerima dan
menghormati, serta kemampuan untuk merespon
kebutuhan orang
lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk,
2001).
d.
Intimasi dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk
berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta.
Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses
menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita
kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Sumber :
shafashan15.blogspot.com/2012/04/hubungan-interpersonal.html
Aronson ,Elliot .(2005).social
psychology
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). Teori - Teori
Psikodinamika, Yogyakarta:Kanisius
Cinta dan Perkawinan
Deskripsi Cinta dan
Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang
mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat
lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia
terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang,
membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang
diinginkan objek tersebut.
Sumber :
Perkawinan
adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi
yang membentuk hubungan
kekerabatan dan yang
merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang
meresmikan hubungan antar pribadi - yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan
umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya
perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Sumber :
Bagaimana memilih Pasangan ?
Dalam memilih pasangan
hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih
yang paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar
diperhitungkan ketika memilih pasangan yang baik. Bila ingin pintar, seseorang
harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula
tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita
juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak
memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin
mendapatkan pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita
bercita-cita untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri
harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter
dan derajat mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang
baik pula, begitu pula sebaliknya.
Seluk Beluk Hubungan
dalam Perkawinan
Seorang
psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia
mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan, yaitu Tahap pertama : Romantic Love ,Tahap kedua : Dissapointment or
Distress ,Tahap ketiga : Knowledge
and Awareness. Tahap keempat :
Transformation, Tahap kelima :
Real Love
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti
mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri
untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan
pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti
diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan,
sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait
dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya
hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan bukanlah akhir
kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan
justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin
menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba
untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan
mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka
biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
Single Life
Perkembangan jaman,
perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu
dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian
marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup
sendiri. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat
pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang
batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi
terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan
perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Alasan yang paling sering
dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya
dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan
burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta
ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika
mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Sumber :
Sumber :