Nama
saya Nunik Parwati. Saya lahir pada tanggal 30 Juli 1993 tepatnya di kota Bogor. Saya adalah anak kedua dari
dua bersaudara. Kakak saya pun juga seorang perempuan. Saya sangat merasa beruntung karena lahir dari Orang tua yang sangat amat menyayangi anak- anaknya dan sangat begitu perhatian kepada kedua anaknya. Berlanjut pada hobi saya ketika mempunyai banyak waktu luang yaitu menonton,
terutama menonton drama atau film-film korea karena saya juga termasuk orang
yang menggemari artis-artis korea tetapi dalam hal mengidolakkan artis korea
tersebut saya bukan termasuk orang yang tergila-gila terhadap artis-artis
korea.
Saat
saya sedang memasuki Sekolah Dasar ketika itu berumur 5 tahun, alasan Orang tua saya
memasukkan saya saat berumur 5 tahun adalah karena dirumah tidak ada yang
menjaga saya karena Ayah dan Ibu saya sama-sama
bekerja pada saat itu. Dan kebetulan Ibu saya adalah seorang Guru SD maka dari
itu Ibu saya membawa saya untuk ikut-ikutan menjadi murid Sekolah Dasar Kelas di
sebuah SD yang berada tidak jauh dari rumah saya yaitu SDN Loji 1. Karena
dengan begitu Ibu saya tetap bisa memantau dan menjaga saya. Sebenarnya niat
Ibu saya hanya menyuruh saya untuk ikut-ikutan belajar saja daripada saya
tinggal dirumah sendirian karena Ibu saya pun tidak percaya memperkejakan orang
untuk bantu-bantu atau menjaga saya dirumah sebab umur saya yang masih terlalu
kecil untuk ditinggal sendirian dengan orang yang bukan keluarga. Walaupun saya
ikut- ikutan masuk Sekolah Dasar ketika berumur 5 tahun. Namun saya benar-benar bersekolah di Sekolah Dasar ketika berumur 6 tahun saya benar-benar didaftarkan sebagai murid SDN Loji 1 tempat Ibu saya
juga bekerja. Pernah suatu ketika Hari Kartini Ibu saya pun mengikutsertakan
saya untuk ikut lomba karnaval didaerah rumah saya dan kebetulan saat saya di
dandani memakai kebaya saya mendapat juara satu perasaan yang saya rasakan
sangat senang.
Ketika
duduk disekolah dasar saya pernah terkena penyakit bronchitis jadi saya harus
selalu pergi kerumah sakit untuk control dan berobat jalan sampai bisa sembuh
seperti sekarang ini. Awalnya saya tidak tahu kenapa bisa terkena penyakit itu.
Dahulu saya senang bermain dengan kucing tetapi karena terkena penyakit
bronchitis yang bila bernafas saya seperti bengek atau agak sulit sejak itu ibu
saya melarang saya untuk bermain-main atau berdekatan
dengan kucing karena bulu-bulu dari kucing tersebut juga dapat menyebarkan
virus. Selain itu mungkin saya pun terpengaruh ibu saya yang takut ketika
melihat kucing bukannya hanya takut untuk melihat tapi Ibu saya memang
benar-benar tidak menyukai kucing karena mungkin Ibu saya mempunyai phobia
sendiri terhadap kucing. Sejak saya dilarang untuk tidak berdekatan atau
bermain dengan kucing saya pun sampai saat ini jadi merasa takut terhadap
kucing. Ketakutan yang saya rasakan ini mungkin sedikit banyak dipengaruhi juga
oleh perilaku Ibu saya saat melihat kucing yang otomatis membuat pemikiran saya
pun menjadi sama seperti Ibu saya yang berpikir bahwa kucing itu menggelikan,
menakutkan dan saya pun jadi tidak berani untuk memegang atau berdekatan dengan
kucing.
Seiring dengan berjalannya waktu
penyakit bronchitis saya pun bisa sembuh karena saya menjalani pengobatan yang
teratur dari dokter. Namun ketakutan saya terhadap kucing tetap ada saat saya
sudah beranjak dewasa.
Prestasi
saya disekolah dasar memang tidak terlalu bagus namun tetapi tidak buruk pula.
Saat beranjak SD kelas 4 hingga kelas 6 saya mulai mendapatkan Ranking walaupun
hanya masuk kedalam 10 besar tetapi sejak itu prestasi saya mulai meningkat dan
akhirnya saat lulus saya bersyukur bisa mendapatkan SMP Negeri. Sekolah
Menengah Pertama di Bogor mungkin sangat berbeda dengan kota-kota lain, Kota Jakarta
misalnya yang amat banyak. Di Bogor itu sendiri SMP Negeri tidak terlalu
banyak. Akhirnya saya lulus SD dan memasuki Sekolah Menengah Pertama. Saya
diterima di SMPN 7 Kota Bogor yang beralamat di Jl Paledang. Saat masuk Smp
saya mendapatkan teman-teman yang baru yang belum pernah saya kenal.
3
tahun menjalani masa Smp akhirnya saya pun diterima di SMAN 10 Bogor yang
letaknya berada di Perumahan Yasmin. Awalnya saya merasa keberatan sekolah di
Sma tersebut karena jarak dari rumah saya dengan Sma itupun agak jauh. Namun
seiring berjalannya waktu saya pun bisa terbiasa dan merasa nyaman bersekolah
di Sma 10. Karena pada masa itu saya mulai memiliki banyak sahabat, pada masa
ini pula saya sudah mulai merasakkan ketertarikkan dengan lawan jenis walaupun
saat Smp juga saya mulai sedikit tertarik dengan lawan jenis tetapi yang
konteksnya adalah menyukai atau mengidolakkan kaka kelas. Tetapi yang terjadi
pada masa Sma ketertarikan yang dirasakan pada lawan jenis yang umurnya sebaya
dengan saya. Pada masa Sma juga saya merasakan solidaritas yang tinggi dari
teman-teman saya. Banyak orang yang mengatakan bahwa Sma itu adalah masa- masa
yang paling indah mungkin kata-kata itu ada benarnya pula. Karena di masa ini
adalah masa-masa saya masih tidak konsisten dengan diri saya sendiri kadang
kala masih ikut-ikutan teman dalam hal apapun. Misal karena teman tidak
mengerjakan tugas saya pun jadi ikut tidak mengerjakan tugas dan pada akhirnya
dihukum bersama-sama. Atau tidak menaati peraturan sekolah yang memakai sabuk
atau memakai sepatu hitam di hari tertentu, atau datang terlambat ke sekolah pelanggaran
tersebut pasti akan mendapatkan sanksi namun ada pasti selalu ada kebersamaan
dan cerita tersendiri.
Dan
banyak hal lagi yang lainnya dilakukkan pada saat Sma tidak hanya yang mendapat
hukuman, melakukan hal-hal positive bersama teman-teman pun ada seperti belajar
bersama. Tiba saatnya perpisahan Sma saya pun dan teman-teman amat bersedih
karena kami akan berpisah di Universitas yang berbeda-beda pula. Saya sendiri
memilih PTN Negeri yaitu Unj dengan mengambil jurusan BK namun saya tidak
diterima di Ptn tersebut. Karena saya tidak diterima di Ptn tersebut akhirnya
orang tua dan saya memutuskan untuk mendaftar di Universitas Gunadarma
mengambil jurusan Psikologi. Saat memasuki dunia perkuliahan sangat berbeda
sekali dengan Sma, dari pakaian yang dikenakan saja sudah amat berbeda.
Sewaktu
Sma saya menggunakan seragam sekolah ketika sudah memasuki dunia perkuliahan
saya bisa memakai baju bebas. Mungkin pada saat Sma teman-teman yang kita kenal
hanya sekitar kota atau tempat tinggal kita tetapi saat memasuki dunia perkuliahan
kita bisa menemukan beragam teman-teman yang memiliki latar belakang tempat
tinggal yang berada jauh dari kampus yang biasanya disebut dengan anak yang
merantau. Saya pun bertempat tinggal di bogor, jadi setiap harinya saya pulang
pergi Bogor-Depok untuk berangkat ke kampus. Karena jaraknya yang jauh saya pun
setiap hari memakai alternative kendaraan umum yaitu kereta sebab jika dengan
kereta api waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 45 menit dan itu tidak
membuang-buang waktu pula. Pulang-pergi kuliah dengan menggunakan kereta pun
merupakan pengalaman baru bagi saya. Dengan begitu saya pun bisa belajar untuk
mandiri.
Ketika
itu saya masuk dikelas 1PA06 pada saat itu saya sama sekali tidak mengenal
siapapun karena saya tidak mengikuti ospek. Namun lama-kelamaan saya pun bisa
membaur dengan teman-teman saya dikelas itu bahkan ketika memasuki semester 2 ,
saya dan teman-teman sekelas merasa sangat nyaman berada di kelas 1PA06. Bahkan
saya dan teman-teman sebenarnya ingin kelas 1PA06 sampai lulus sarjana nanti
tetapi di Universitas Gundarma saat kelas 2 (Semester 3) mahasiswa disetiap
kelas dipisah-pisahkan dan akhirnya saya duduk dikelas 2PA01.
Dan
waktu terus berlalu dengan melewati semester 4. Kemudian akhirnya saya sekarang
duduk disemester 5. Masih berada didalam kelas yang sama seperti saat di
semester 3 yaitu sekarang saat ini saya berada dikelas 3PA01. Kelas yang akan
saya tempati sampai pada akhirnya lulus dari Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar