Minggu, 06 April 2014

BENTUK – BENTUK UTAMA DALAM TERAPI



 A. Supportive Therapy
Psikoterapi suportif adalah pendekatan psikoterapi yang mengintegrasikan psikodinamik , kognitif-perilaku , dan interpersonal yang model konseptual dan teknik. Tujuan dari terapis adalah untuk memperkuat sehat dan adaptif pasien pola pikir perilaku untuk mengurangi konflik intrapsikis yang menghasilkan gejala gangguan mental . Tidak seperti di psikoanalisis , di mana analis bekerja untuk mempertahankan sikap netral sebagai “kanvas kosong” untuk transferensi , dalam terapi suportif terapis terlibat dalam hubungan penuh emosional, mendorong, dan mendukung dengan pasien sebagai metode untuk melanjutkan sehat mekanisme pertahanan , terutama dalam konteks hubungan interpersonal . Terapi ini telah digunakan untuk pasien yang menderita kasus yang parah kecanduan serta Bulimia Nervosa, stres dan penyakit mental lainnya. Kepercayaan sangat penting antara pasien dan dokter untuk membantu pasien mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Studi terbaru menunjukkan bahwa genetika, studi hewan dan neuroscience mungkin memiliki dampak atau berperan dalam psikoterapi suportif. Psikoterapi suportif digunakan terutama untuk memperkuat kemampuan pasien untuk mengatasi stres melalui beberapa kegiatan utama, termasuk dengan penuh perhatian mendengarkan dan mendorong ekspresi pikiran dan perasaan, membantu individu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tentang situasi dan alternatif mereka, membantu menopang individu harga diri dan ketahanan, dan bekerja untuk menanamkan rasa harapan. Umumnya, pemeriksaan yang lebih dalam sejarah individu dan menyelidik motivasi yang mendasari dihindari. Psikoterapi suportif adalah bentuk umum dari terapi yang dapat diberikan dalam jangka pendek atau panjang, tergantung pada individu dan keadaan tertentu.
Melalui psikoterapi suportif, dokter membantu pasien belajar bagaimana untuk maju dan membuat keputusan atau perubahan yang mungkin diperlukan untuk beradaptasi, baik untuk perubahan akut, seperti kehilangan orang yang dicintai atau kekecewaan yang parah, atau situasi yang kronis, seperti penyakit yang sedang berlangsung, misalnya, episode depresi berulang. Seringkali, sebelum hal ini dapat dicapai, pasien perlu diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka tentang isu-isu, dan ini merupakan bagian penting dari psikoterapi suportif.
Dalam bentuk terapi, hubungan saling percaya antara pasien dan dokter merupakan bagian integral dari penyembuhan pasien atau kemajuan. Adalah penting bahwa seseorang memiliki keyakinan bahwa dokter dapat memahami perasaan mereka putus asa atau marah, namun tetap mempertahankan kepercayaan dalam kemampuan mereka untuk pulih. Dokter juga harus membantu pasien untuk memahami perbedaan antara pemulihan dan mendapatkan kembali apa yang telah hilang. Dalam banyak kasus, mendirikan kembali pola masa lalu atau sebelum kehidupan adalah tidak mungkin, dan pasien harus datang untuk berdamai dengan perubahan yang perlu dibuat.

B. Reeducative Therapy
Tujuannya untuk membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya, yang terutama terletak dalam alam sadarnya. Terapi Reeducative adalah mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri., memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain adalah terapi hubungan antar manusia (relationship therapy), terapi sikap (attitude therapy), terapi wawancara (interview therapy) analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf Meyer), Konseling terapetik, Terapi case work, Reconditioning, Terapi kelompok yang reedukatik, dan terakhir Terapi somatik 2. Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain Terapi hubungan antar manusi (relationship therapy), Terapi sikap (attitude therapy), Terapi wawancara ( interview therapy), Analisan dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf meyer), Konseling terapetik, Terai case work, Reconditioning, Terapi kelompok yang reduktif, dan terakhir Terapi somatic.



C. Reconstructive Therapy
Reconstructive Therapy adalah menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi . Tujuannya untuk perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baruPerombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
SUMBER :
Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

PERBEDAAN ANTARA KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI



Menurut cavanagh (1982) konseling merupakan suatu hubungan antara pemberi bantuan yang terlatih dengan seseorang yang mencari bantuan, dimana keterampilan pemberi bantuan  dan suasana yang dibuatnya membantu orang lain belajar untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dalam cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif.
Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi bahwa Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-time”. Sedangkan psikoterapi ditandai dengan: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem and long-term”
Menurut Wolberg dan Frank psikoterapi adalah suatu bentuk perlakuan (treatment) terhadap masalah yang sifatnya emosional, dimana seorang yang terlatih secara sengaja membina hubungan profesional dengan seseorang klien, dengan tujuan menghilangkan, mengubah, atau memperlambat simtom, untuk mengantarai pola prilaku terganggu, dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif. Sedangkan konseling adalah terapis membantu klien untuk mencari penyelesaian yang terbaik untuk masalahnya. Biasanya dilakukan untuk masalah yang ringan seperti kesulitan belajar, atau kejenuhan dalam bekerja. Bila digambarkan secara umum tujuan dari psikoterapi adalah untuk memecahkan masalah, untuk meningkatkan kemampuan seseorang mengatasi masalahnya sendiri, pencegahan timbulnya suatu masalah, meningkatkan kemampuan seseorang untuk lebih bahagia. Untuk tujuan psikoterapi sulit dibedakan dengan konseling psikologis dimana konseling psikologis yaitu proses memberi bantuan psikologis kepada seseorang untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri dan untuk mengembangkan kemampuan atau kepribadian soptimal mungkin.
      Konseling dan psikoterapi memiliki perbedaan dan persamaan serta keterkaitan satu dengan lainnya. Perbedaan antara konseling dengan psikoterapi tidak dibuat secara jelas, akan tetapi banyak hal-hal yang dilakukan oleh psikoterapis  dan hal-hal yang merupakan praktek, psikoterapis juga dilakukan oleh konselor. Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, interaksi antara konselor dan konseli menjadikan konseli terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik, untuk menumbuhkan kekuatan psikologis.
      Perbedaan konseling dengan psikoterapi menurut corey (1988) konseling yaitu peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih, berjangka pendek, difokuskan pada masalah, membantu individu untuk menyingjirkan hal-hal yang menghambat pertumbuhannya, dan individu dibantu untuk menemukan sumber-sumber pribadi gar bisa hidup lebih efektif.
     Sedangkan psikoterapi yaitu: difokuskan pada prosese-proses yang tidak sadar, berurusan dengan pengubahan strusktur kepribadian, mengarah pada pemahaman diri yang intensif tentang dinamika-dinamika yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis-krisis kehidupan ketimbang hanya berurusan dengan usaha mengatasi krisis kehidupan tertentu. Dan ada juga perbedaan menurut Prawitasari (2002), konseling adalah lebih sebagai pemecahan masalah yang disediakan konselor (dominan pada tataran kognitif), sedangkan psikoterapi lebih sebagai koreksi pengalaman emosi.
Ada beberapa perbedaan antara psikoterapi dengan konseling :
1.     Istilah psikoterapi lebih sering digunakan untuk klien atau pasien yang mengalami masalah berat. Seperti gangguan skizofrenia
2.    Konseling dilakukan untuk klien atau pasien yang tidak mengalami gangguan berat atau bisa disebut mengatasi masalah yang ringan seperti kesulitan belajar, kejenuhan bekerja, kenakalan remaja dan sebagainya
SUMBER :
Sarwono, S.W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Press.
Slamet I.S. Suprapti & Sumarmo M. 2008. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : UI-Press

PENGERTIAN PSIKOTERAPI


Psikoterapi berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa berabad-abad yang lalu orientasi mistik, upaya mengusir roh jahat dengan cara tidak manusiawi (mengisolasi, mengikat, memasung, memukul). Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung pada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien. Tujuan pikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut bisa merasa dirinya lebih sehat mental. Selain itu, Psikoterapi  adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian. Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
Psikoterapi menurut para ahli :
-       Menurut Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
-       Menurut Wolberg (1954), psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat.
-       Menurut Whitaker dan Malone (1953), psikoterapi adalah semua upaya untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi.

SUMBER :
http://psychology.about.com/od/psychotherapy/a/what-is-psychotherapy.htm
http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-%2C6
Prof. DR. H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi Konseling. Bandung.