Minggu, 09 Juni 2013

TULISAN 3 (Tugas 3)



Cinta dan Perkawinan




Deskripsi Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Sumber :
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi - yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan

Bagaimana memilih Pasangan ?

Memilih pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak sreg ketika mereka ditawari untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan yang terakhir.Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.

Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar diperhitungkan ketika memilih pasangan yang baik. Bila ingin pintar, seseorang harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula, begitu pula sebaliknya.

Banyak orang yang pikirannya terlalu pendek dalam perkara ini sehingga gagal dalam pernikahannya. Prinsipnya adalah jika kita hanya berpedoman pada hal-hal yang sifatnya duniawi (kecantikan dan kekayaan) maka akan sangat sulit dalam menjalani hari-hari berumah tangga nantinya. Karena semua itu sifatnya hanya sementara dan sangat mudah berubah. Jadi, jika jatuh cinta hanya karena melihat dari segi kecantikan/ketampanan dan atau kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat mudah berkurang bahkan hilang. Jika kita memang cinta pada seseorang maka lahirlah ketampanan/kecantikan, bukan sebaliknya. Berikutnya adalah tentang masalah fisik. Banyak yang berkata bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.

Inilah yang menutupi rezeki kita. Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Orang yang hatinya dipenuhi penyakit hati biasanya akan memancarkan aura negatif. Sebaliknya, orang yang hatinya bersih maka aura positiflah yang akan terpancar keluar dari dalam jiwanya. Tentunya siapa pun pasti akan lebih memilih orang yang memiliki aura positif daripada negatif.
Lalu, mengingat pernikahan itu adalah sebuah investasi jangka panjang maka kita juga harus melihat calon pasangan kita dalam jangka panjang. Bolehlah jika dia saat ini belum sukses, belum kaya, belum pintar, tetapi ketika ada potensi di masa depan dia akan menjadi lebih baik maka mengapa tidak??? Daripada kita hanya melihat kondisi dia saat ini tetapi di masa depan justru punya potensi akan meninggalkan kita. Betapa banyak wanita yang menikah hanya karena melihat prianya saat ini tampan dan betapa banyak wanita yang menikah karena hanya melihat wanitanya saat ini cantik. Mereka tidak sadar bahwa 10 tahun lagi bisa jadi ketampanan/kecantikan tersebut sudah pudar.

Adapun bila kita dihadapkan suatu pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik baginya, meskipun pilihan terbaik baginya tidak selalu identik dengan pilihan yang terbaik bagi umum, karena seseorang tentu memiliki pertimbangan yang sangat khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Maka, ketika sedang memilih calon pasangan , bukalah mata lebar-lebar. Lihatlah dia secara utuh. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang dia, terutama kekurangannya. Karena saya yakin, kelebihan dari pasangan akan dengan mudah kita terima tetapi kekurangan? Tanyakanlah pada diri sendiri, mumpung belum akad nikah, apakah siap menerima kekurangan-kekurangan tersebut?
Terakhir, lihatlah dia tidak hanya di masa sekarang tetapi juga potensinya di masa depan. Tahukah kalian bedanya anak-anak dan dewasa? Anak-anak hanya berfikir apa yang ada sekarang sementara orang dewasa berfikir lebih jauh ke depan. Pernikahan adalah urusannya orang dewasa maka berfikirlah dewasa.

Seluk Beluk Hubungan dalam Perkawinan

Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.  Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.

Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.

Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya.  Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.

Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk  menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.

Tahap keempat
: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.

Tahap kelima Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.  Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.

Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan (suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini sebuah ladang amal sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari istikharah ternyata gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati kelakukan pasangan Anda sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa dia memang pilihan terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik, tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.

Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan

Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.

Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.

Perceraian dan Pernikahan Kembali

Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.

Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.

Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.

Single Life


Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak perusahaan lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak pria menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang pun lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang ke pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul? Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh pelajang.
Seringkali, pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.
Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.

Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.
Sumber :


Artikel- artikel mengenai Cinta dan Perkawinan
Minggu, 28/04/2013 10:48 WIB

Resep Wujudkan Pernikahan Bahagia Menurut Feng Shui

Arina Yulistara - wolipop


 

Jakarta - Pernikahan merupakan momen yang ditunggu-tunggu setiap orang. Namun untuk membangun keluarga yang harmonis diperlukan keseimbangan dalam hubungan Anda dan pasangan. Bagaimana cara menciptakan keseimbangan tersebut?

Master Feng Shui Indonesia Yohan Suyangga, SE, MM, memberikan resep atau formula untuk mewujudkan pernikahan yang sukses dan bahagia. Pria yang sudah 15 tahun menyebarkan ilmu feng shui ke berbagai negara itu menuturkan, pernikahan yang sukses diawali dengan memberikan senyuman kepada pasangan setiap bangun tidur.

"Kalau mau rumah tangga sukses, awali dengan senyum dan katakan cinta setiap pagi. Senyum itu berkat dan anugerah," papar Yohan saat seminar "Fengshui & Traditions for a Happy Marriage and Successful Family" di Function Hall, Lantai 2, Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).

Selain senyuman manis yang diberikan setiap hari untuk pasangan, biasakan saling terbuka dan jujur satu sama lain. Itu merupakan wujud rasa cinta Anda dan suami. Jika terjadi kesalahpahaman dalam rumah tangga pun perlu dikomunikasikan dengan terbuka dan tidak berbicara dengan suara keras.

Yohan mengatakan, saat sedang marah karena pasangan berbuat salah biasakan tidak memakai nada tinggi. Minta suami mendengarkan setidaknya lima menit untuk mengeluarkan keluhan Anda.

"Tidak boleh emosi, harus terbuka, jangan bicara dengan suara keras memangnya dia binatang, binatang saja dikerasin melawan, berbicara dengan nada pelan dan lembut, lima menit saja, setelahnya minta maaf," ujarnya.

Selain itu, ada hal-hal yang juga harus Anda dan pasangan lakukan berdasarkan ilmu Feng Shui untuk membangun pernikahan bahagia. Berikut uraiannya:

Seorang suami harus:
- mengayomi dan sabar meskipun istrinya tak cantik seperti dulu
- selalu siap menjadi pendengar yang baik, terutama ketika istri sedang marah
- melihat istrinya sebagai wanita tercantik di matanya
- menentramkan hati istri dengan kata-kata manis sehingga dia tahu bahwa dirinya yang terbaik   karena kekuatan pria ada di bibirnya
- selalu membela dan melindungi
- menjaga kesetiaan
- mengerjakan sesuatu atau berpergian berdua dengan istri, jika tidak memungkinkan, bawalah fotonya agar selalu merasa ditemani.

Seorang istri harus:
- selalu percaya dengan suami
- tidak mengungkit masa lalu dan tidak banyak marah-marah
- tidak merasa tua untuk melakukan kemesraan seperti pacaran kembali
- selalu memaafkan
- menjadi pengendali keuangan yang andal
- bisa memenangkan hati suami dengan pintar masak.

Tanggapan :

Bagi saya pada intinya Feng Shui hanya media yang dapat membantu kita menciptakan energi positif dalam diri dan lingkungan, Jika kita mampu berpikiran positif mengenai diri kita sendiri, mengenai pasangan, dan hidup. Maka hal baik apa pun yang diharapkan akan kita dapatkan. Tapi tidak ada salahnya bila kita membaca Feng Shui seperti ini asalkan jangan untuk dijadikan patokan karena kembali lagi meweujudkan pernikahan yang bahagia tergantung pada diri kita sendiri dan pasangan hidup kita.

Sumber :

http://wolipop.detik.com/read/2013/04/28/104817/2232232/854/resep-wujudkan-pernikahan-bahagia-menurut-feng-shui

 

Kamis, 22 November 2012, 15:23 WIB

Tips Memilih Pasangan Hidup Ideal

 

Sekarang sudah bukan saatnya mengatakan memilih pasangan hidup seperti membeli kucing dalam karung. Alias tebak-tebak berhadiah. Kalau ternyata pasangan kita baik artinya untung, kalau tidak namanya buntung. Era keterbukaan komunikasi memungkinkan mereka yang sedang berpacaran bertanya sedetail mungkin tentang pasangannya. Tak hanya hal yang disukai atau dibenci, bahkan sampai urusan seksual pun sebaiknya ditanyakan. Agar cita-cita Anda mendapatkan pasangan yang baik tercapai ada beberapa hal yang musti diketahui. Simak tips berikut ini!

Jadilah pribadi yang baik

Meskipun kata "baik" ukurannya sangat relatif, namun ada pertanyaan yang bisa memandu Anda menjadi orang "baik" yaitu bagaimana aku ingin diperlakukan oleh orang lain. Jika Anda ingin disayangi, maka sayangilah orang lain. Jika Anda ingin didengar, maka dengarkanlah orang lain. Begitu juga ketika Anda ingin mendapat pasangan yang mau memahami dan menerima Anda apa adanya, maka terimalah orang lain, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
Menerima diri sendiri apa adanya
Ini hal mendasar yang sulit dilakukan. Seringkali seseorang yang merasa punya kekurangan berusaha menutupi dengan hal lain. Padahal, kekurangan itu menjadi sempurna ketika disyukuri. Bukannya ditolak, apalagi tidak diakui. Biasanya seseorang yang mampu bersyukur atas keadaan dirinya punya aura positif yang bisa menarik pribadi lain beraura sama.

Gaya hidup
Gaya hidup pasangan sangat penting untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Semisal,  Anda memiliki pasangan yang suka berfoya-foya. Padahal, sebagai pegawai gaji Anda tak seberapa. Lalu untuk menyenangkan pasangan Anda terpaksa berhutang kemana-mana. Sebisa mungkin ketika pacaran Anda mengetahui gaya hidup pasangan agar tak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Pemahaman tentang seks

Ada banyak kasus perceraian terjadi karena persoalan seks. Oleh sebab itu, cobalah bertanya kepada calon pasangan Anda tentang seks. Apakah ia termasuk orang yang menginginkan berbagai variasi atau tidak. Selain itu mintalah kepada calon pasangan untuk menilai dirinya sendiri. Apakah ia termasuk orang yang memiliki hasrat seks menggebu-gebu atau biasa saja. Informasi itu penting mengingat ada banyak kasus perselingkuhan terjadi karena  kebutuhan seks tak dapat dipenuhi pasangan secara optimal.

Menantang diri sendiri
Tak ada seorang pun yang lahir di dunia tanpa kekurangan. Itulah alasan terkuat bagi Anda untuk terus memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Tak ada gunanya meminta, atau memaksa pasangan untuk berubah. Sedangkan, Anda sendiri tak mau memperbaiki diri. Contoh nyata jauh lebih efektif untuk membuat pasangan berubah ketimbang nasehat, bentakan apalagi umpatan.

Sumber :

http://gudeg.net/id/news/2012/11/7241/Tips-Memilih-Pasangan-Hidup-Ideal.html#.UbP4Z9hN_Ew

Tanggapan :

Ada baiknya memperhatikan hal- hal diatas menurut saya dalam memilih pasangan walaupun mungkin hal yang tertera diatas hanya secara umum mungkin ada lebih banyak hal yang harus diepertimbangkan dalam memilih pasangan. Karena dalam memilih pasangan sangat banyak sekali hal- hal yang perlu kita perhatikan. Apalagi apabila pasangan yang kita pilih untuk ke jenjang yang lebih serius atau jenjang pernikahan kita harus lebih selektif pastinya dalam memlilih pasangan. Selain iyu ketika umur seseorang yang bisa dibilang sudah dewasa atau mungkin tidak muda lagi maka dalam memilih pasangan harus juga serius agar hubungan yang dijalin dapat berlanjut ke hubungan yang lebih serius pula.

 

 

SELUK BELUK CINTA

Yang membuat sepasang kekasih akhirnya memutuskan untuk menikah adalah cinta/kasih. Yang membuat pernikahan itu bisa selamat mengarungi kehidupan yang sulit adalah cinta/kasih.Yang membuat keluarga itu akhirnya punya anak untuk melanjutkan keturunan adalah kasih! Yang membuat pernikahan itu bertahan sampai akhir (maut memisahkan) adalah cinta/kasih.
Itulah sebabnya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa cinta/kasih adalah dasar dan penopang pernikahan yang sehat!
Nah, kali ini kita akan membahas seluk beluk kasih dengan memakai permainan huruf : mulai dari A sampai F.
CINTA : DARI A SAMPAI F
1. A - Accept - menerima – Rm.15:7
Sebuah pernikahan akan menjadi pernikahan yang sehat kalau masing-masing pasangan mau menerima pasangannya sebagaimana adanya! Ini adalah dasar yang amat kokoh! Kasih yang tidak menuntut dan menerima dengan rela keadaan pasangan. Seperti :
(a) Fisik : tidak ada orang yang sempurna.
Secara fisik pasangan kita pasti punya kekurangan : kurang tinggi, kurang putih, kurang mancung, kurang cakep, dan sebagainya..
Tapi kalau kita bisa menerima dia apa adanya, maka pernikahan kita akan jauh dari pertengkaran dan konflik!
(b) Kepribadian : masing-masing kita berbeda.
Tidak ada orang yang sama persis kepribadiannya. Masing-masing kita berbeda. Yang satu disiplin, yang lain kurang disiplin. Yang satu hemat yang lain boros. Yang satu kalau ngomong keras, yang lain lembut.dsb.
Kita tidak bisa mengubah pasangan kita. Yang harus kita lakukan adalah berusaha menerima dia apa adanya. Ajaibnya, kalau ia kita terima apa adanya, maka justru dia bisa berubah!
2.B - Believe – percaya – Mrk.10:8
Pernikahan akan langgeng dan harmonis kalau masing-masing pasangan bisa saling percaya. Tanpa saling percaya, maka akan terjadi banyak masalah, seperti : cemburu buta, sikap posessif, rasa curiga dan sebagainya.
Tapi dengan saling percaya, terbentuklah rasa saling cinta. Kita percaya bahwa pasangan kita akan selalu setia, baik dan menghormati kita!
Rasa percaya ibarat LEM, yang akan selalu merekatkan sebuah hubungan!
3. C – Care – keperdulian – 1 Kor.12:35
Pernikahan akan kuat dan saling membangun kalau ada keperdulian satu dengan lainnya.
Perduli berarti ikut merasakan apa yang dirasakan pasangan dan memberi perhatian pada kesulitannya. Perduli berarti juga berempati terhadap apa yang sedang dialami pasangan kita. Misalnya :
(a) Kalau pasangan sakit – ditunggui dan didoakan
(b) Kalau suami telat pulang – ditunggui dan disediakan air panas untuk mandi
(c) Kalau suami belum pulang – ditelpon bagaimana kabarnya
(d) Kalau suami capek – dipijiti atau dikeroki.dan sebagainya.
4.D – Desire – Menginginkan – Yoh.1:2
Kasih yang sejati selalu menginginkan yang terbaik bagi yang dikasihi. Kasih itu selalu mau memberi dan bukan menerima. Hal in bsa kita lihat pada beberapa contoh peristiwa dibawah ini :
(a) Waktu masih pacaran : saat si doi ultah tapi kita gak punya uang, kita mau pinjem sana sini agar bisa beliin hadiah.
(b) Orang tua rela melakukan apapun agar anaknya bisa sekolah !
(c) Istri rela bangun pagi-pagi untuk siapin sarapan keluarga, karena ia mempunyai rasa cinta!
Ketika kita menginginkan yang terbaik bagi pasangan kita, maka kita akan melakukan yang terbaik buat dirinya!
5.E – Ease - meringankan – Gal.6:2
Artinya kehadiran kita seharusnya bisa meringankan beban dari pasangan kita! Hal ini bisa kita lakukan dalam berbagai situasi seperti berikut ini :
(a) Pasangan kita lagi sedih – kita yang menjadi penghiburnya
(b) Suami kita lagi banyak persoalan – kita hadir untuk memberi kekuatan.
(c) Kita bersedia menanggung beban kehidupan bersama-sama. Ringan sama dijinjing, berat sama dippikul.
Cinta selalu membuat beban yang berat menjadi ringan. Orang inggris punya kata-kata bijak,” love make everything easy.” Perhatikan kebenaran kalimat diatas dari paparan berikut ini :
(1) Waktu pacaran – untuk menunjungi pacar yang rumahnya berjarak 30 km nggak ada masalah.
(2) Waktu kumpulin duit mau nikah – kerja lembur nggak masalah, dan sebagainya.
Pokoknya, cinta seharusnya membuat hidup menjadi lebih mudah dan ringan. Semua beban dibagi dan ditanggung bersama!
6. F – forgive – mengampuni – Kol.3:13
Manusia adalah gudangnya kesalahan. Yang sempurna dan nggak pernah salah hanya Tuhan. Oleh sebab itu manusia selalu membutuhkan pengampunan/maaf! Ada banyak kesalahan yang akan diperbuat masing-masing psangan selam hidup berumah tangga. Beberapa contoh bisa dihadirkan disini :
(a) Salah omong – maksudnya baik, tapi nada suaranya tinggi. Hal ini sudah bisa memicu konflik.
(b) Salah tindakan – disadari atau tidak ada saja tindakan kita yang salah.
(c) Salah tangkap – Suami bermaksud menolong istri cuci piringm tapi malahan mecahin piring. Maksud baik in i bisa menimbulkan ketidaksukaan istri. Oleh sebab itu perlu melakukan klarifikasi dan minta maaf!
Kata maaf inilah yang akan membuat langgeng sebuah keluarga. Tanpa saling mengampuni, pernikahan akan kandas, sebab setiap hari ada saja kesalahan yang dibuat masing-masing pasangan.

Sumber :

http://www.in-christ.net/blog/pernikahan/seluk_beluk_cinta

Tanggapan :

Artikel diatas dapat membantu kita agar kita belajar beberapa hal dalam seluk beluk hubungan pernikahan. Karena pernikahan sendiri bukan hal yang sangat mudah. Dua orang yang bersatu dalam ikatan pernikahan bukan berarti mereka adalah orang- orang yang memiliki banyak kesamaan, namun bisa jadi pasangan yang sama- sama memiliki kekurangan dan mempunyai perbedaan tetapi bisa saling mengerti satu sama lain. Tidak melihat perbedaan dan kekurangan yang dimiliki pasangan suami istri sebagai suatu masalah yang besar. Mungkin bisa saja dengan adanya perbedaan diantara pasangan yang sudah menikah akan menambah indah hidup dalam pernikahan.

 

 

Senin, 29/04/2013 18:55 WIB

Riset: Di Pernikahan Kedua, Potensi Cerai Lebih Kecil dan Pasangan Lebih Bahagia

Alissa Safiera - wolipop

 

Jakarta - Tak ada yang mengharapkan perceraian saat pertama kali menikah. Namun jika hal itu sudah terjadi, tak ada salahnya untuk kembali membuka hati dan memutuskan menikah lagi. Berdasarkan sebuah yayasan pernikahan di Inggris, menikah kedua kalinya justru lebih membawa keuntungan. Pasangan akan lebih bahagia, dan kemungkinan bercerai juga semakin kecil.

Penelitian yang bekerjasama dengan Kantor Statistik Nasional itu dilakukan untuk mengetahui jenis pernikahan yang bertahan dalam ujian waktu. Hasilnya, 45 persen pasangan merasa perceraian sudah menjadi takdir sebelum bertemu orang yang tepat. Sementara itu, hanya 31 persen pernikahan kedua yang berawal dengan perceraian.

Riset juga menguak, keuntungan dari pernikahan kedua adalah usia, pengalaman dan juga komitmen yang lebih besar. Pikiran pun akan lebih terbuka. Dibanding harus berpisah, mereka lebih memikirkan cara menangani konflik dengan hati-hati.

Harry Benson, pria yang menulis riset ini mengungkapkan, "Dari semuanya, pernikahan kedua lebih baik karena mereka lebih tua dibanding saat pernikahan pertama. Usia lebih tua berarti pendapatan lebih tinggi pula. Selain itu, semakin sedikit kemungkinan punya anak lagi, berbeda dengan hubungan pertama. Pria pun cenderung melakukan lebih baik di pernikahan kedua, karena pernikahan pertama biasanya lebih banyak tekanan dari berbagai pihak," ungkapnya yang dikutip dari Daily Mail.

Meskipun begitu, seorang relationship expert Dr Pam Spurr juga mengungkapkan ada beberapa kelemahan dari pernikahan kedua.

"Data statistik menunjukan pernikahan kedua dapat bermasalah ketika ada anak-anak dari pernikahan sebelumnya. Keuangan juga bisa jadi masalah karena pembagian harta di sidang perceraian terdahulu." tuturnya.

Namun Dr Pam juga menambahkan, orang-orang di pernikahan kedua memiliki lebih banyak wawasan dan kesadaran diri. Apalagi setelah melewati proses perceraian, motivasi untuk menyelamatkan pernikahan akan jauh lebih besar.
Sumber :
Tanggapan :
Menurut saya sendiri walaupun didalam riset yang telah dilakukan di Inggris dan menghasilkan penelitian "Dari semuanya, pernikahan kedua lebih baik karena mereka lebih tua dibanding saat pernikahan pertama. Usia lebih tua berarti pendapatan lebih tinggi pula. Selain itu, semakin sedikit kemungkinan punya anak lagi, berbeda dengan hubungan pertama. Pria pun cenderung melakukan lebih baik di pernikahan kedua, karena pernikahan pertama biasanya lebih banyak tekanan dari berbagai pihak”. Meskipun seperti itu bagi saya tetap lebih baik hanya menikah satu kali dalam hidup , maka dari itu kita harus benar-benar yakin ketika akan memulai hubungan yang serius atau memasuki jenjang pernikahan karena hal itu benar-benar adalah hal yang sangat serius. Selain itu didalam agama Islam pun sebenernya perceraian sangat tidak diperbolehkan terkecuali mungkin ada alasan-alasan yang mengharuskan seseorang memilih perceraian dalam hidupnya. Ya walaupun mungkin ada benarnya jika sesudah bercerai saat pernikahan yang kedua seseorang akan lebih matang , matang disini yaitu memiliki pengalaman dari pernikahan sebelumnya yang memungkinkan meminimalisir pemasalahan yang kelak akan ada dalam pernikahan berikutnya. Namun tetap saja bagi saya lebih baik diusahakan untuk menikah satu kali dalam hidup. Maka dari itu kita harus benar-benar yakin, selektif dan mengetahui sifat pasangan kita terlebih dahulu dalam memilih pasangan hidup untuk menikah.

Jumat, 30 November 2012

Belajar Penyesuaian Diri Dalam Hubungan Pernikahan

 

Saat baru pertama menikah biasanya sering terjadi hal-hal yang berbenturan karena saat baru menjalani kehidupan berumah tangga tentunya butuh penyesuaian satu sama lain karena masing masing memiliki kebiasaan dan pemikiran yang berbeda, agar satu sama lain saling mengerti dan memahami, berikut ada beberapa tips untuk anda:

1. Bersikap Terbuka Mengenai Uang
Menyimpan masalah sendiri ataui penghasilan tanpa memberitahu pasangan bisa menjadi malapetaka di kemudian hari. Sebuah penelitian melakukan survei terhadap pasangan bahagia yang baru menikah, apakah pasangan mereka jujur dan terbuka mengenai uang dan jawabannya pun berbeda jauh dengan pasangan yang tak bahagia. 8 dari 10 pasangan bahagia mengatakan bahwa mereka merasa bahwa pasangannya selalu memberi tahu semua hal mengenai keuangan, dibandingkan dengan pasangan lain yang tidak melakukannya. Pada intinya, tidak terbuka atau bahkan berbohong mengenai keuangan bisa menyebabkan masalah besar suatu hari nanti.

2. Mendiskusikan Masalah Kecil
Masalah kecil seperti, menaruh handuk basah di sembarang tempat atau tidak menutup toilet dengan baik, merupakan penyebab pertengkaran paling sering antara pasangan, terutama yang baru menikah. Namun tak sedikit pasangan yang merasa malas untuk mendiskusikan hal-hal kecil tersebut.
Menurut Pakar, hal itu justru bisa menjadi measalah besar di kemudian hari. Penelitian menemukan bahwa pasangan yang tidak membicarakan hal kecil yang menganggu, membiarkannya tumbuh menjadi amarah besar, lebih cenderung tidak bahagia dalam kehidupan pernikahan mereka. Oleh karena itu, apapun hal yang mengganggu Anda, selalu usahakan untuk mendiskusikannya dengan baik.

3. Tujukan Apresiasi Tiap Harinya
Penelitian Orbuch juga menunjukkan bahwa akumulasi perbuatan baik yang sederhana sangat penting untuk membangun ikatan perkawinan yang kuat. Apresiasi di sini bukan berarti Anda harus memberikan hadiah mahal, tapi buatlah pasangan merasa spesial dengan ciuman, pelukan atau masakan kesukaannya setelah ia melakukan sesuatu dengan benar. Semakin seseorang merasa dihargai, semakin besar pula keinginan untuk menunjukkan rasa cintanya itu.

4. Bersenang-senang Bersama
Menurut penelitian, pasangan menikah yang bahagia mendeskripsikan bahwa kehidupan mereka menyenangkan karena bisa melakukan hal apapun bersama pasangannya. Sebaliknya, pasangan yang jarang melakukan hal menyenangkan bersama, tidak merasa behagia.
Carilah kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan bersama. Hal seperti ini bisa mengurangi rutinitas pernikahan dan membuat ikatan diantara Anda berdua menjadi lebih kuat

5. Memperluas Pertemanan
Memiliki hubungan dekat dengan beberapa teman dan keluarga pasangan dapat beakibat baik untuk kehidupan pernikahan Anda. "Penelitian saya menemukan, bahwa suami, khususnya, lebih bahagia ketika istrinya memiliki hubungan yang baik dengan keluarga besar mereka. Begitu juga dengan pasangan yang memiliki banyak teman, jauh lebih bahagia ketimbang mereka yang seringkali dilarang hangout.
Mengapa memperluas hubungan itu penting? Karena semakin dekat Anda dengan keluarga dan sahabat, semakin banyak pula dukungan yang bisa didapat ketika Anda dan pasangan mengalami masalah rumah tangga dan itu membuat Anda jadi lebih mudah untuk mengatasinya.
Sumber :

Tanggapan :
Tips- tips diatas mungkin dapat membantu seseorang yang baru saja menikah, karena penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan itu sangat penting agar hubungan perkawinan yang dijalani tidak berdampak negative. Seseorang yang sudah memasuki pernikahan harus bisa sama- sama menyesuaikan diri dengan pasangan hidupnya. Selain itu dengan adanya penyesuaian dalam perkawinan dapat membuat hubungan pernikahan yang dijalani pun menjadi harmonis.


Jumat, 05 Oktober 2012
Bila Melajang Adalah Pilihan

FIMELLE.COM- Tak dapat di pungkiri bahwa menikah merupakan kebutuhan insani bagi tiap individu di muka bumi.
Namun seiring waktu, tak jarang kita temukan mereka yang  masih betah  melajang. Menariknya lagi, melajang juga menjadi satu pilihan banyak wanita pada usia yang matang di era modern ini.
Ada beragam alasan mengapa wanita-wanita tersebut lebih memilih nikmati kesendirian ketimbang buru-buru menikah. Selain masalah takdir tentunya, ada beberapa faktor mendasar, mengapa mereka masih bertahan hidup sendiri tanpa pendamping.
Masih fokus pada pekerjaan
Dewasa ini banyak kaum hawa yang memiliki pekerjaan yang mapan. Umumnya mereka adalah para pekerja yang sibuk dan berdedikasi pada perusahaan atau instasi tempat mereka bekerja. Sehingga urusan memiliki pasangan permanen menjadi perkara yang tak begitu penting lagi.
Belum temukan seseorang yang sesuai kriteria
Menikah adalah perkara seumur hidup. Tentu saja tak ada yang ingin salah memilih pasangan tepat, yang berakibat pada kandasnya mahligai pernikahan kelak. Maka bila the right man itu belum kunjung datang, tak ada salahnya bila memilih menjadi jojoba (jomblo-jomblo bahagia).
Terlalu bahagia menikmati kesendirian
Benarkah bisa begitu? Mungkin saja. Pada sebagian wanita yang masih melajang,  merasa cukup puas dengan apa yang dimiliki. Begitu banyak orang-orang yang peduli dan menyayanginya, hingga hidup jauh dari rasa kosong dan sepi.
Tak bisa hidup terikat
Sebagian wanita memilih untuk tidak menikah, karena kesadaran pada fakta bahwa mereka tak pernah bisa sukses menjalin sebuah hubungan serius untuk waktu lama. Maka menikah menjadi sebuah momok yang patut di jauhi.
Ketidak siapan finansial
Meski hakikatnya, lelaki adalah penanggung jawab finansial keluarga. Namun sebagian perempuan merasa berkewajiban untuk ikut mengambil alih peran tersebut. Dan mereka yang merasa belum mapan dalam pekerjaan, condong memilih menunda untuk menikah. (Muli)

Tanggapan :
Bagi kebanyakan orang sendiri mungkin memilih menjadi single life adalah hal yang tidak biasa. Karena Tuhan sendiri menciptakan manusia untuk berpasangan sesuai dengan jodohnya masing- masing. Menurut saya mungkin jika seseorang lebih memilih hidup sendiri dibandingkan menjalin hubungan yang serius dengan seseorang yaitu pernikahan mungkin seseorang tersebut memiliki alasan- alasan tersendiri kenapa lebih memilih untuk menjadi single life. Dengan artikel diatas yang mengungkapkan beberapa factor mengapa seseorang lebih memilih hidup melajang mungkin juga dapat dijadikan alasan seseorang lebih memilih hidup sendiri. Sebenarnya kalau untuk saya, saya sendiri bertanya- tanya  mengapa seseorang harus memilih single life? Bukan kah hidup ini akan lebih indah jika tidak menghabiskannya dengan seorang diri. Karena berbagi dengan pasangan atau orang yang kita cintai bukan kah akan membuat hidup kita semakin lengkap dan semakin terasa indah? Tetapi mungkin kembali lagi terhadap individu masing- masing setiap orang berhak menentukan dan memilih hidup apa yang akan ia jalani. Yang jelas hidup ini terlalu indah jika kita hanya menghabiskannya seorang diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar